KRITIK SENI “PILGRIMAGE” KARYA TROMARAMA



Oleh : Muhammad Rahman Athian


Sebuah wacana mengenai medium baru dalam seni rupa belakangan mulai santer dibicarakan, alhasil semua seniman mengeksplorasi medium karyanya dengan usaha sebaru mungkin dalam rangka menciptakan karya seni rupa yang baru kontekstual dan menarik diperbincangkan. Sebuah pendekatan baru dalam karya seni diprakarsai oleh tromarama dalam membuat instalasi video dari gambar gerak yang disusun dari 400 woodcut dalam rangka mengisi video sebuah band metal kenamaan Seringai. Keberadaan grafis sebagai medium stopmotion menurut penulis adalah pendekatan baru, visual yang bergerak mengiringi lagu berfungsi sekaligus mengilustrasikan konten lagu yang ada, atas konsistensi Tromarama memaknai gambar gerak tersebut penulis merasa tertantang untuk mengkaji karya satu karya Tromarama dan kemudian akan penulis komparasikan dengan video art yang berbasis gambar gerak pula yang dibuat oleh David Ellis dan Blu yang berjudul Beautiful Decay.
Tromarama adalah sebuah komunitas asal Bandung yang dibentuk tahun 2004, beranggotakan Febie Babyrose, Ruddy Hatumena dan Herbert Hans yang fokus pada karya grafis dan instalasi video. Video yang dibuatnya adalah “stopmotion” atau gambar gerak. Karya ini berjudul “Pilgrimage” yang jika penulis artikan dalam bahasa Indonesia berarti “Berziarah” yang berdurasi 3 menit 18 detik. Masing-masing akan di kritisi menggunakan kritik seni akademis yaitu melalui tahap deskripsi, analisis formal, interpretasi dan evaluasi.

DESKRIPSI : WAKTU DAN STOPMOTION
Dimulai dari detik ke 11 hingga 16, terlihat benda bulat, cekung dan memiliki gagang yang berisi satu benda kuning dan transparan dibawahnya tertindih sebuah benda kotak berlubang dan berwarna hitam, benda tersebut berputar-putar dengan tampilan video yang terpotong-potong, kemudian pada detik ke 17 nampak sebuah benda berwarna merah dengan bentuk memanjang dan menyudut, ditambah di atasnya terdapat sebuah benda berwarna merah yang berputar dengan sedikit motif dan corak, lalu pada menit ke 18 nampak benda serupa namun berwarna biru, dan ketiga pun sama, hanya saja berwarna merah dengan sedikit motif hingga detik 19.  Berlanjut pada detik 20 telihat beberapa benda yang disusun menyerupai lingkaran, benda tersebut berwarna warni dengan latar belakang warna putih dipadu belang abu-abu, menggunakan bentukan kadal, yang berputar dengan cara pengambilan video yang sama. Kemudian pada detik ke 21 terlihat bentuk semi kerucut dengan lengkungan di kanan dan kirinya berwarna silver dengan benda berwarna merah dan putih di sekelilingnya sebanyak total 4 buah, ditemani sebuah benda berbentuk kubus ditambah atasan berbentuk limas segi empat berwarna hijau.
Kemudian pada detik ke 24 terlihat dua benda di atas sebuah benda yang berputar benda tersebut berwarna keemasan, dengan background berwarna merah dan bertuliskan “Emergency Chocolate”. Tak lama berselang pada detik ke 26, terlihat sebuah tempat tidur, dengan kain, dalam kain tersebut timbul sesuatu yang berputar, bantal dan telpon juga berputar. Kemudian terdapat sebuah kotak yang didalamnya terdapat kotak lagi hingga 4 lapisan, dengan background merah muda dengan totol-totol motif tertentu pada detik ke 30. Televisi yang memutar pada detik ke 32 hingga 34, siluet bayangan tertentu dengan background warna kuning kemerahan hingga menit ke 41, pada menit berikutnya yaitu 42 terlihat benda melengkung dan terkait dengan beberapa benda transparan sejenis bolam lampu yang memutar. Selanjutnya sebuah irisan berbentuk setengah sisi lingkaran yang disusun berlayer dan diputar dengan stop motion pada detik 45. Detik 46 terlihat benda kotak berlubang disandingkan dengan kursi dengan di beri atasan jam dinding pada detik 49. Kemudian pada detik 50 hingga 52 terlihat sebuah lorong yang ujungnya bercahaya, berikutnya pada menit 53-54 terdapat beberapa kuningan di background dan terlihat banyak benda kecil berstruktur seperti manusia yang berputar dengan warna warni mencolok.
Beberapa koin di susun dan diputar sedemikian rupa serta tak lupa volumenya pun ditambah dan dikurangi selama pemutaran berlangsung 3 detik hingga waktu 56. Terlihat vespa dengan boncengan di kanannya, yang berada pada sebuah tekstur yang sedikit memanjang dan terlihat semuanya berwarna putih pada 57 hingga 59. Kemudian torso manusia diputar-sedemikian rupa pada 59, kue yang tersusun lilin di atasnya pada detik 1.04, kemudian sebuah kuningan berbentuk macan, dengan bawahan berwarna marah, terlihat vacuum cleaner pada menit ke 1.07 dengan durasi 3 detik.
Bulu yang memutar, cincin bermata yang diputar,  rautan pensil yang berwarna biru turut mengisi walau hanya 1 detik, kacamata hitam dengan baju berwarna biru cerah, susunan berbentuk setengah lingkaran kecil dan besar pada detik ke 1.14 sampai 1.16. 1.16 dimanfaatkan mereka untuk membuat susunan mainan armyman, diputarkan berbeda arah, dan berwarna warni hingga 1.19, sedangkan pada detik 2.00 nampak sebuah bernda berwarna hijau dengan tumpukan puing-puing bangunan dan benda hijau tersebut berputar. Pada video berikutnya terlihat sebuah susunan manik-manik dengan background motif tenun suku tertentu. Jepitan jemuran tak luput dari kacamata Tromarama dalam membungkus visual. Kemudian visual burung yang dikurung dan diputar, dengan ditemani banyak gantungan baju, dalam mangkok dengan tengahnya mirip saluran air di detik ke 1.26 terdapat 5 buah benda berbentuk melingkar dengan bagian belakanng berbentuk mirip ikan, kemudian benda pipih berwarna warni dengan corak bunga, dilatari bukur atau sejenis cangkang laut kecil. Lalu sebuah benda pipih dengan warna biru dan menyerupai ikan berkeliling pada motif batik di detik 1.28.

Sebuah koin yng diputar, meja dalam kelas yang berputar, di menit 1.31, di menit 1.35 terlihat banyak bentuk-bentuk organis yang berputar dengan kilauan mirip porselen, di detik 1.38 terlihat dua kaki binatang berwarna merah dengan ekornya yang berputar-putar dalam kain yang bertekstur, kemudian sebuah benda yang benbentuk lonjong dan disampingnya terlihat benda mirip cawan kecil yang juga berputar. Alat-alat pertukangan seperti palu, penggaris dan meteran yang turut berputar pada detik ke 1.43 demikian video berputar tiga kali berturut-turut.

 ANALISIS FORMAL : SELURUH BENDA YANG BERPUTAR
Dari deskripsi di atas, dapat kita ketahui bentukan-bentukan dengan lebih spesifik, bahwa di detik ke 11 adalah panci yang sedang digunakan untuk memasak telur di atas kompor, kemudian di detik ke 18 adalah sebuah sofa merah yang bantalnya berputar, kemudian di detik 21 adalah mainan cicak yang berputar, pada detik ke 22 adalah piala dengan bentuk berbeda yang diputar. Di detik 24 terlihat sebuah coklat dengan bungkus kertas alumunium ditunggangi dua burung, kemudian pada detik 27 adalah kasur di rumah sakit dengan bantal dan guling di dalam selimut yang berputar, kemudian pada detik 30 terlihat susunan kotak yang berlayer, lalu detik 32 nampak 3 buah tv yang berputar, pada detik 37 siluet berbentuk pesawat mainan, lalu detik 42 terpampang lampu dinding, 44 adalah potongan bawang bombay, pada detik 48 terlihat tempat sampah dan kursi yang di atasnya terdapat jam dinding, lalu pada 51 terlihat corong yanng di closeup, pada detik 53 terdapat patung miniatur bercorak china yang di putar membelakangi patung dewa, pada detik 54 terpampang koin yang di susun dan dibentuk lingkarang lalu di putar, pada detik 56 terlihat vespa di atas kain bertekstur, kemudian di 1.00 terlihat torso manusia sejenis alat peraga yang digunakan oleh dokter, kue ulang tahun pada detik 1.01, macan di atas tumpukan mawar di detik 1.05, vacuum cleaner di detik 1.06, di detik 1.08 terdapat bulu yang berputar mengitari dahan pohon, dari 1.11 terlihat sebuah cincin dengan gambar mata di tengahnya, kemudian pada detik 1.13 terdapat sebuah rautan pensil dengan pensilnya di atas konstruksi besi, pada 1.15 terlihat baju turis dengan kaca mata hitam, sekilas detik terlihat mainan mobil yang diputar berlawanan arah, dan manikin kegiatan olah raga pada 1.16, 1.20 terlihat reruntuhan yang di display dengan granat, 1.22 terlihat mainan anjing membelakangi motif tenun kalimantan, sebuah susunan jepit jemuran pada detik 1.23, burung dalam sangkar yang berputar disampingnya terlihat gantungan baju yang menumpuk, detik berikutnya terlihat mainan anjing laut mengelilingi wastafel, kemudian keramik dengan corak khas membawahi cangkang yang sangat banyak pada detik ke 1.27, lalu kain yang menyerupai hiu yang mengelilingi batik pada detik 1.28, koin berputar pada 1.30, 1.32 bangkku yang berputar, guci yang berputar pada detik 1.35, 1.39 terlihat mainan anjing yang hanya terlihat bagian perut ke bawah “nyungsep” dalam kain bertekstur, sebuah teko dengan gelasnya, dan terakhir alat petukangan pada 1.43.

INTERPRETASI : FENOMENA MASYARAKAT DAN DUNIA YANG BERPUTAR
Ada hal yang perlu digarisbawahi dalam karya Tromarama yang berjudul “Pilgrimage” ini, pertama adalah adanya “hubungan keterkaitan fungsional”, misal kompor dengan panci, sofa dengan bantal, tivi dengan meja, kasur dengan bantal, dan kacamata dengan baju bernuansa turis serta granat dengan reruntuhan merupakan upaya Tromarama untuk mewacanakan sebuah kaitan fungsional yang dianalogikan sebagai relasi sebab akibat, jika ditarik interpretasi dari judul “Berziarah” fenomena ini mirip dengan persoalan keturunan, terjadi sebuah proses saling terkait dan membutuhkan seperti gelas dengan teko yang keduanya memiliki fungsi saling membantu dalam proses transfer air, demikian pula keturunan seringkali seorang anak dilahirkan untuk menjadi pelengkap orang tua dalam mentransfer pribadinya ke dalam anaknya tak terkecuali agama.
Kedua adalah hubungan “kesamaan fungsi” misal Piala sebagai hiasan dan simbol prestasi dengan pajangan berbentuk kotak yang berhiaskan limas berwarna hijau, coklat mewah yang digambarkan dengan kertas alumunium emas dihinggapi burung karena menggambarkan ketinggiannya, kesamaan fungsi guci sebagai hiasan walaupun itu guci dari cina, jawa atau dari daerah lain, dari konsep tersebut karya ini menghadirkan sebuah tatanan kesepakatan tanda, yaitu setiap konvensi yang diyakini masyarakat berawal dari sugesti personal yang kemudian menyebar karena diakui kebenarannya, misalkan untuk menggambarkan kemewahan sebuah coklat dibungkus warna emas untuk melambangkan lux nya, melambangkan ke mengkilatannya, dan burung melambangkan dunia atas yang tinggi, menurut penulis analogi ini dekat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dimana sebuah konsep umum selalu berawal dari sugesti personal yang dapat dibuktikan hingga menjadi sebuah konvensi.
Terakhir adalah stopmotion yang mengilustrasikan, maksud dari ilustrasi disini adalah sebuah gambaran analogi sebuah kondisi yang di-majas-kan dengan visual-visual yang memang mengerucut pada satu naskah. Gambaran manikin-manikin seperti cicak, mobil dan manikin manusia yang berolah raga merupakan sebuah ilustrasi pola siklus yang mengelompok, meskipun kadang memiliki bentuk atau warna yang berbeda namun mereka berputar pada pola yang sama. Ilustrasi lainnya terlihat pada bagian hiu yang berputar mengelilingi batik yang merupakan sebuah konsep dimana sebuah budaya pop yang ganas pun seringkali mengikuti pola-pola tradisi misalkan sebuah budaya populer yang ada di Indonesia mau tidak mau budaya tersebut sedikit banyak menyesuaikan budaya di Indonesia.
Dari indikasi konsep di atas, secara keseluruhan penulis melihat adanya sebuah konsepsi agama dalam budaya di masyarakat kita, agama yang diturunkan dalam bentuk transfer dari bentuk keturunan, dan menjadikan banyak kesepakatan yang akhirnya membentuk satu pola yang menyesuaikan kebudayaan. Agama yang merupakan sugesti seseorang pada awalnya dapat menjadi benar jika mengandung pembuktian dan pembenaran.

EVALUASI : ANTARA DUA ILUSTRASI STOPMOTION
Dalam tahap ini penulis mencoba untuk mengevaluasi menggunakan teori mimesis, dengan gabungan dua seniman bernama David Ellis dan Blu dalam karyanya yang berjudul “Beautiful Decay” karena keduanya sama-sama menggunakan stopmotion dalam penyampaian karyanya. Ellis dan Blu memandang sebuah wacana decay dalam bangunan sebagai suatu yang menarik untuk di ekplorasi, dan mengilustrasikan satu cerita dimana sebuah bangunan yang bercerita tentang keadaannya yang dulu masih difungsikan, semua lekuk direspon sebagai simbol adanya interaksi manusia pada saat dulu bangunan tersebut dipakai. Kemudian sebuah ilustrasi lain yang digunakan adalah penajaman terhadap visual pohon yang berbuah “kaki yang merupakan simbol kehadiran manusia” ingin menyampaikan bahwa harusnya peninggalan manusia adalah berupa sebuah tanda kehidupan yang lebih indah dari hanya reruntuhan bangunan.
Menurut penulis ilustrasi ini cukup berhasil, dikarenakan penggambarannya yang ringan dan jelas, ukurannya yang besar membuat takjub siapapun yang melihatnya, serta kemampuan ilustratif nya yang membuat konsep tersampaikan secara menarik. Secara teknik kesamaan karya tromarama yang juga merupakan video klip srigala militia memiliki sedikit kesamaan, namun ilustrasi yang bersumber pada lirik lagu sengaja tidak penulis pilih, bedanya dengan karya “Pilgrimage” adalah Tromarama menggunakan benda keseharian untuk mengeksplorasi konsepnya, sehingga citraan dan imaji yang ditimbulkan berangkat dari kedekatan personal manusia dengan benda tersebut tanpa harus menggambarkannya ulang. Keduanya memiliki cara dalam mengilustrasikan secara berbeda, namun penggambaran dari Tromarama terlihat lebih puitis dan lebih memberikan tantangan untuk di kritik daripada penggambaran secara gamblang meskipun ilustrasinya jelas.



0 comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar disini, terima kasih

 

Total Pageviews

Translate